Kamis, 24 November 2011

MANAJEMEN ASI IBU BEKERJA

1. ASI Perah
ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di termos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas, ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di freezer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan. Dengan demikian, Ibu tidak perlu khawatir ASI akan basi.

Memerah ASI  sangat mudah. bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar dengan lancar. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

A. Memeras ASI dengan tangan
Semua ibu harus belajar memeras ASI. Ibu dapat mulai belajar selama kehamilan dan dapat menerapkannya segera setelah melahirkan. Memeras dengan tangan tidak memerlukan alat bantu sehingga seorang wanita dapat melakukannya dimana saja dan kapan saja. Memeras dengan tangan mudah dilakukan bila payudara lunak. Payudara akan lebih sulit  diperas bila sangat terbendung dan nyeri.
Cara memeras ASI dengan tangan:
  • Siapkan cangkir, gelas atau mangkuk yang sangat bersih.
  • Cuci dengan air sabun dan keringkan dengan tissu/lap yang bersih. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir dan biarkan selama beberapa menit. Bila sudah siap untuk memeras ASI, buang air dari cangkir.
  • Cuci tangan dengan seksama. Letakkan cangkir di meja atau pegang dengan satu tangan lain untuk menampung ASI. Badan condong ke depan dan sangga payudara dengan tangan.
  • Letakkan ibu jari sekitar areola di atas puting susu dan jari telunjuk pada areola di bawah puting susu.
  • Pijat ibu jari dan telunjuk ke dalam menuju dinding dada.
  • Sekarang pijat areola di belakang puting susu di antara jari dan ibu jari.
  • Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas beberapa kali, ASI mulai menetes. ASI bisa juga memancar bila refleks pengeluaran aktif.
  • Peras areola dengan cara yang sama dari semua sisi agar yakin ASI diperas dari semua segmen payudara.
  • Jangan memijat puting susu dan jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat mengeluarkan ASI.

B. Pompa listrik
Pompa listrik ASI lebih efisien dan cocok bagi pemakaian di rumah sakit. Tetapi, semua pompa mudah membawa infeksi. Hal ini sangat berbahaya bila lebih dari satu ibu menggunakan pompa yang sama.

C. Botol hangat
Ini merupakan teknik yang bermanfaat untuk menghilangkan bendungan, terutama bila payudara sangat nyeri dan puting susu tegang.

Cara menggunakan teknik botol hangat adalah:
  • Cari botol besar (misalnya berukuran 1 liter, 700 ml, atau 3 liter) dengan leher lebar (bila mungkin).
  • Mintalah keluarga untuk memanaskan sejumlah air dan isilah botol dengan air panas. Biarkan beberapa menit, untuk menghangatkan kaca botol.
  • Bungkus botol dengan kain dan buang air panas.
  • Dinginkan leher botol dan masukkan ke dalam puting susu sampai menyentuh kulit di sekelilingnya dengan ketat.
  • Pegang kuat botol tersebut, setelah beberapa menit botol mendingin dan menimbulkan isapan lembut maka akan menarik puting susu.
  • Rasa hangat membantu refleks pengeluaran, dan ASI mulai mengalir dan mengisap botol. Kadang-kadang bila wanita pertama kali merasa isapan ini, ia akan kaget dan menarik botol. Sehingga harus ditaruh lagi air panas dalam botol dan mulai kembali.
  • Setelah beberapa saat, nyeri pada payudara berkurang dan memeras dengan tangan atau isapan sudah bisa dilakukan.

2. Persiapan dan Pemberian
Persiapkanlah diri Ibu sendiri untuk meninggalkan bayi Ibu dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Selain itu, Ibu juga harus sudah memulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Pada saat bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Besok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.
Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus mulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok Hal ini untuk mencegah bayi mengalami bingung puting. Sampai bayi usia 5 bulan, hal ini bisa terjadi.

3. Pemberian ASI Perahan
  • Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
  • Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
  • Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
  • Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zat-zat penting ASI tidak hilang.
  • Berikan dengan sendok.

4. Cara Menyimpan ASI agar Awet dengan Praktis
  • Taruh ASI dalam wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan ke dalam microwave, wadah melamin, gelas, atau cangkir keramik. Jangan memasukkan ASI ke dalam gelas plastik minuman kemasan ataupun plastik styrofoam.
  • Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
  • Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
  • Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam kulkas selama semalam, baru masukkan ke freezer. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan (+3-6 bulan).
  • Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke dalam kulkas malam sebelumnya, kemudian besok baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas

Sumber. Club Nutricia

Tidak ada komentar: