Jumat, 21 Agustus 2009

PERSALINAN NORMAL

PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI

1. Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( P Sarwono , Ilmu Kebidanan YBP Sp 1997 hal 180 )

2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir.

3. Persalinan adalah serangkaian kejasian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan / hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

B. ETIOLOGI

Proses terjadinya persalinan

  1. Teori peregangan

a. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

c. Contoh : pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan prosrs persalinan.

  1. Teori Penurunan Progesteron.

a. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

b. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.

c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.

  1. Teori Oxitosin.

a. Oxitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior

b. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

c. Menurunya kontraksi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka oxitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

  1. Teori Prostaglandin.

a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.

b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.

c. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.

  1. Teori Hipothalamus – Pituitari dan Glandula Suprarenalis.

a. Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalis sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.

b. Malipar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.

c. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan.

d. Dari percobaan tersebut disimpulkan adanya hubungan antara hypothalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.

e. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

C. MACAM PERSALINAN

1. Persalinan berdasarkan cara lahir

a. Persalinan normal.

Adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi.

b. Persalinan spontan.

Adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

c. Persalinan buatan.

Adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan section caesaria.

d. Persalinan anjuran.

Adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

2. Persalinan berdasarkan umur kehamilan.

a. Abortus ( keguguran )

Adalah terhentinya kehamilan, sebelum janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua kehamilan kurang / dibawah 28 minggu.

b. Partus prematorus.

Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu berat janin diantara 1000-2500 gram, janin dapat hidup tetapi premature.

c. Partus maturus atau Aterm ( cukup bulan ).

Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu janin matur berat janin diatas 2500 gram.

d. Partus postmaturus.

Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditafsirkan disebut postmatur.

e. Partus presipatatus.

Adalah partus yang berlangsung cepat.

f. Partus percobaan.

Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik.

D. FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN

Faktor penting / utama yang memegang peranan dalam persalinan.

1. Power.

Yaitu factor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam persalinan.

a. His

b. Kontraksi otot dinding perut.

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejang.

d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.

2. Passage.

Yaitu : keadaan jalan lahir.

a. Jalan lahir lunak.

b. Jalan lahir keras.

3. Pasanger.

Yaitu factor yang ada pada janin dan plasenta.

Faktor penunjang yang turut berperan pada persalinan :

4. Penolong

5. Peralatan

6. Faktor khusus

Selain kedua factor tersebut diatas ditambah lagi dengan satu factor khusus, sebagai contoh antara lain :

a. Jarak kehamilan < 2 tahun

b. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun

c. Penyakit ibu

d. Perdarahan antepartum

e. Infertilitas

f. Grandemulti

g. Gizi buruk

E. MEKANISME PERSALINAN

Tahapan mekanisme persalinan :

1. Engagement

Kepala janin terfiksir atau PAP

2. Descent ( Penurunan )

Penurunan dilaksanakan oleh satu atau lebih kekuatan yaitu :

a. Tekanan cairan amnion.

b. Tekanan langsung fundus uteri pada bokong kontraksi otot abdomen.

c. Ekstensi dan pelurusan badan janin.

3. Flexi

Pada gerakan ini, dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin.

4. Rotasi internal

Kepala mengadakan putaran paksadalam

5. Ekstensi.

6. Rotasi eksterna

Kepala mengadakan putaran paksa luar.

7. Ekspulsi total.

Pengeluaran seluruh tubuh janin.

F. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN DASAR.

Didalam asuhan peralinan dasar terdapat 5 aspek disebut juga sebagai lima benang nerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu :

1. Aspek pemecahan masalah yang dipergunakan untuk menentukan pengambilan keputusan klinik ( Clinical decision making ) memiliki 4 langkah yaitu :

a. Pengumpulan data ( data subyektif, obyekif )

b. Diagnosis.

c. Penatalaksanaan.

d. Evaluasi.

2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang bayi.

Asuhan sayang ibu sudah terbukti aman berdasarkan kenyataan yang didapatkan dari penelitian penelitian klinik yang sudah terbukti mempunyai peran dalam menunjukan angka kematian dan kesakitan ibu.Disamping itu amat membantu ibu yang sedang dalam persalinan, sehingga merasa aman dan nyaman selama proses persalinan.

3. Aspek pencegahan infeksi.

Tujuan pencegahan infeksi dalam pelayanan kesehatan yaitu ;

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

b. Memberikan perlindungan baik terhadap klien maupun terhadap tenaga kesehatan pada waktu menjalankan tugasnya.

Adapun pedoman dalam pencegahan infeksi dapat berupa proses secara fisik, mekanik ataupun kimia meliputi :

a. Cuci tangan.

b. Pakai sarung tangan ( ke 2 tangan )

c. Penggunaan cairan anti septic untuk membersihkan luka atau menyiapkan alat untuk tindakan.

d. Pemrosesan alat bekas pakai ( dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atau sterilisasi )

e. Pembuangan sampah.

4. Aspek pencatatan ( dokumentasi medik )

Dokumentasi merupakan bagian penting pada manajemen keperawatan pasien oleh karena :

a. Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.

b. Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.

c. Kelanjutan dari perawatan dipermudah dari kunjungan ke kunjungan, dari petugas ke petugas yang lain atau petugas ke fasilitas.

d. Informasi dapat digunakan untuk evaluasi.

e. Memperkuat keberhasilan manajemen.

f. Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.

g. Untuk mendapatkan data statistik untuk catatan nasional.

h. Untuk memperoleh data statistik yang berkaitan dengan kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

5. Aspek rujukan

Hal hal yang penting untuk diingat saat akan memberangkatkan ibu untuk dirujuk.

a. Bidan

b. Alat

c. Keluarga

d. Surat

e. Obat

f. Kendaraan

g. Uang

G. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN

1. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

a. Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.

b. Sifat teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar.

c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

d. Makin beraktivitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah.

2. Pengeluaran lendir dan darah ( pembawa tanda )

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

a. Pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.

b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

c. Terjadinya perdarahan karena pembuluh darah kapiler pecah karena pergeseran serviks.

H. PEMBAGIAN KALA PERSALINAN

1. Kala I

Definisi : Persalinan kala I dimulai setelah his adekuat dan serviks mulai membuka hingga lengkap.

Proses ini berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi dalam 2 fase :

a. Fase Laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran 3 cm.

b. Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase :

1) Fase aktif akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

2) Fase Dilatasi maksimal : dalam waktu 4 jam pembukaan berlangsung sangat cepat yaitu dari 4 cm menjadi 9 cm

3) Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm ( lengkap )

Tindakan Kala I :

a. Menghadirkan orang yang dianggap oleh ibu selama proses persalinan misalnya suami atau keluarga.

b. Mengatur aktivitas dan posisi ibu agar ibu mersa nyaman.

c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his.

d. Menjaga privasi ibu.

e. menjelaskan tentang proses dan kemajuan persalinan.

f. Menjaga kebersihan diri.

g. mengatsai rasa panas, yaitu dengan merngipasi ibu dapat minta bantuan suami atau keluarga.

h. Masage pada punggung atau mengusap perut dengan lembut.

i. Pemberian cukup makan dan minum.

j. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.

k. Sentuhan.

Prinsip Pemantauan:

Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi ibu dan bayinya. Hasil pemantauan dicatat dalam partograf serta untuk mengetahui kemajuan persalinan.

Hal yang perlu dipantau :

a. Kemajuan persalinan

1) His atau kontraksi dikontrol ½ jam sekali pada fase aktif

a) Frekwensi

b) Lama

c) Kekuatan

2) Pemeriksaan abdomen / luar

Memantau penurunan kepala, dikontrol setiap 2 jam pada fase aktif.

3) Pemeriksaan vagina

Pembukaan penipisan serviks penurunan kepala dan molding dikontrol setiap 4 jam.

4) Keadaan ibu

Yang diperiksa meliputi :

a. Tanda vital

b. Kandung kemih

c. Pemberian makanan dan minuman

d. Perubahan perilaku yaitu leveli / tingkat energi dan kebutuhan akan dukungan dikontrol tiap 4 jam

5) Keadaan janin

Yang dipantau DJJ setiap ½ jam pada fase aktif, jika ketuban pecah diperiksa: warna cairan, kepekatan dan jumlah cairan. Maulase kepala janin.

2. Kala II

a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir seluruhnya. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

b. Pemantauan

Selama kala II yang dipantau adalah :

1) Tenaga atau usaha meneran dan kontraksi uterus.

2) Janin atau penurunan kepala janin dan normalnya kembali DJJ yang diikuti kontraksi.

3) Pasien atau tingkat tenaga yang dimiliki ibu.

c. Tindakan

1) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.

2) Menjaga kebersihan diri

3) Mengipasi dan memberi sentuhan

4) Memberikan dukungan mental

5) Mengatur posisi ibu dalam meneran

Dalam memimpin mengejan dapat dipilih posisi jongkok, menungging, tidur miring dan setengah duduk.

6) Menjaga kandung kemih tetap kosong

7) Memberikan cukup minum

8) Memimpin ibu mengejan, ibu dipimpin mengejan selama his dan anjurkan kepada ibu untuk rileks saat tidak ada his

9) Meminta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir

10) Memantau DJJ

11) Melahirkan bayi :

a) Menolong kelahiran kepala

(1) Letakan satu tangan kiri ke kepala bayi untuk mempertahankan kepala dalam keadaan flexi

(2) Melindungi perineum dengan tangan kanan

(3) Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran lendir / darah

b) Periksa tali pusat

(1) Periksa ada tidaknya lilitan tali pusat

(2) Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara dua klem tersebut dengan melindungi leher bayi.

c) Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya

(1) Tempelkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi.

(2) Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu atas.

(3) Lakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang.

(4) Selipkan satu tangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan satu tangan lain ke punggung bayi (susur punggung bayi) untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya (pegang kedua kaki bayi)

d) Menaruh bayi diperut ibu

e) Bayi dikeringkan dan diangkat dari kepala sampai seluruh tubuh

f) Merangsang bayi