Jumat, 04 Juni 2010

KELAS IBU HAMIL

Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, Persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Selama ini kegiatan penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:
- Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi
- Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada
ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
- Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara
lintas sektor dan lintas program
- Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL.

Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.

Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:
- Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu
hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte
kelahiran.
- Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum
penyajian materi.
- Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik
tertentu.
- Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik.
- Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan
materi dilaksanakan.
- Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
- Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan
penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

TUJUAN KELAS IBU HAMIL
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?, perubahan
tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa
saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia).
b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan
suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K(perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi).
c. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
d. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1 injeksi,
tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g. mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
h. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil).
i. akte kelahiran.

SASARAN KELAS IBU HAMIL
Peserta Kelas Ibu Hamil :
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal ebanyak 10 orang setiap kelas.

Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

(Sumber : Depkes RI 2009)

Rabu, 19 Mei 2010

BUKU KIA

APA ITU BUKU KIA?
- Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik ibu/keluarga yang dapat digunakan pada semua
fasilitas pelayanan kesehatan
- Bahan Informasi cara menjaga dan merawat kesehatan ibu anak.
- Materi Penyuluhan KIA

CATATAN DAN PEMANTAUAN ALAT KIA
Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita), gabungan dari kartu-kartu kesehatan yang ada: KMS ibu hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan Anak

Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA (Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit)

BAHAN INFORMASI KIA
BAGIAN IBU
a.Identitas keluarga
b.Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu
- Ibu Hamil
- Ibu Bersalin
- Ibu Nifas
c. Keterangan Lahir

BAGIAN ANAK
a. Identitas Anak
b. BBL (bayi kurang dari 1 bulan)
c. Bayi dan Anak (umur 1 bulan – 5 tahun)
d. Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak di Rumah
e. Tanda Bahaya Pada Anak Sakit
f. Kapan Anak Harus Segera Dibawa Kembali ke Tempat Pelayanan
g. Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disedaikan di Rumah
h. Mencegah anak mengalami kecelakaan
i. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Catatan Pelayanan Kesehatan Anak
- Pemeriksaan Neonatus
- Pemberian Imunisasi
- Pemberian Vit A
- Anjuran Pemberian Rangsangan

C. MATERI PENYULUHAN
Perkembangan dan Nasihat Pemberian Makan
Catatan Penyakit dan Masalah Perkembangan
Contoh Cara Membuat Makanan Bayi/Anak

TUJUAN PENGGUNAAN BUKU KIA
Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk tujuan:
- Meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan
ibu dan anak
- Meningkatkan kualitas pelayanan KIA

Sasaran langsung buku KIA adalah Ibu dan Anak;
- Tiap ibu hamil dapat Buku KIA
- Pada kehamilan gemeli, ibu dapat buku sesuai dengan jumlah bayinya
- Tiap kali Ibu hamil akan dapat buku baru
- Jika Buku KIA hilang (selama masih ada persediaan buku) akan mendapat ganti buku
baru

Sasaran tidak langsung buku KIA adalah
- Suami dan anggota keluarga yang lain
- Kader kesehatan dan anggota masyarakat
- Petugas kesehatan terutama ketika memberi pelayanan kepada ibu dan anak

MANFAAT BUKU KIA
Umum
- Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai hamil
sampai anak berumur lima tahun

Khusus
- Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus
- Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi, komunikasi dan penyuluhan tentang
kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga
termasuk rujukannya
- Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
- Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita
- Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu/keluarga
tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan gizi di rumah.
- Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
- Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang lebih
efektif.

Jumat, 14 Mei 2010

ASUHAN ANTENATAL

Asuhan antenatal meliputi :
1.Pengkajian (Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetrik, pemeriksaan
penunjang)
2.Menentukan diagnosa kehamilan, Mengidentifikasi masalah
3.Menetapkan perencanaan asuhan
4.Melaksanakan asuhan
5.Melaksanakan evaluasi

1. Anamnesa
Sebelum Bidan memberikan asuhan antenatal, terlebih dahulu klien diminta persetujuan atau informed consent. Informed conset sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik. Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien atau pasien atau walinya kepada petugas kesehatan (bidan) untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan (IBI, 2003).
Tujuan anamnesa yaitu :
a.mengetahui keadaan kesehatan dan keluhan yang dirasakan ibu
b.konseling persiapan kelahiran, penkes pengambilan keputusan untuk rujukan
c.memberikan bimbingan dalam membangun keluarga sejahtera

a. Kunjungan awal
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk membuat ibu merasa nyaman berbicara tentang dirinya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang yang dibutuhkan bidan, hendaknya ditumbuhkan rasa nyaman. Rasa nyaman pada ibu dapat ditumbuhkan jika :
1.pemeriksaan dilaksanakan di tempat tertutup sehingga bersifat pribadi dan rahasia
terjaga
2.apa yang disampaikan klien atau ibu diperhatikan dengan baik
3.pertanyaan klien atau ibu dijawab dengan baik
4.ibu diperlakukan dengan penuh rasa hormat

Kunjungan antenatal pertama/kunjungan awal merupakan kesempatan pertama untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya, sekaligus menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan dengan ibu sebagai klien di kemudian hari.


Pertanyaan yang diajukan pada kunjungan awal meliputi :
1). Identifikasi diri ibu hamil
a) Nama
Nama yang jelas dan lengkap perlu dipertanyakan serta nama panggilan
sehari-hari, ini untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien
lainnya (Christina, 1998).
b) Umur
Umur yang kurang dari 20 tahun dan yang lebih dari 35 tahun termasuk
resiko tinggi dalam kehamilan (Mochtar, 1998).
c) Pekerjaan
Bekerja yang berlebih-lebihan dan memerlukan tenaga yang banyak harus
dicegah. Kerja berat mudah menimbulkan kelelahan yang akan mengurangi
kesehatan wanita yang memang sudah menurun karena adanya kehamilan
(Cunningham, 2006).
d) Suku/ bangsa
Perlu dikaji untuk mengetahui bahasa yang digunakan, agar mempermudah dalam
komunikasi dengan pasien. Jika seorang wanita yang mempunyai rhesus
negative menikah dengan laki-laki rhesus positif/ negative, jika positif
sel darahnya mungkin melewati plasenta selama kehamilan/ persalinan. Rhesus
terjadi pada wanita Afrika dan Asia Tenggara (Derek, 2002).
e).Pendidikan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan, dikaji
untuk mempermudah dalam memberikan asuhan masa nifas yang sesuai pada pasien
f). Alamat
Untuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk meng-hindari kekeliruan bila ada 2 pasien dengan nama yang sama atau untuk keperluan kunjungan rumah.

2). Riwayat Kesehatan meliputi :
a). Adakah riwayat penyakit pada sistem kardiovaskuler
b). Adakah riwayat hipertensi
c). Adakah riwayat penyakit diabetes
d). Adakah riwayat penyakit malaria
e). Adakah riwayat penyakit menular seksual, seperti : HIV/ AIDS, sifilis, gonorhoe, dll.

3). Riwayat Kebidanan
a). Riwayat Menstruasi meliputi :
• Menarche
• Volume darah menstruasi
• Siklus
• Keluhan saat menstruasi
• Lama menstruasi
• HPMT
• HPL
b). Riwayat Kehamilan sekarang meliputi :
• Keluhan umum yang dirasakan ibu selama hamil
• Kapan ibu pertama kali merasakan gerakan janin
• Berapa kali dalam sehari ibu merasakan gerakan janin
• Adakah tanda bahaya atau penyulit yang dialami ibu selama hamil
• Adakah obat/ jamu yang dikonsumsi ibu selama hamil
• Adalah kekhawatiran khusus yang dirasakan ibu mengenai kehamilannya
• Kapan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
• Apakah ibu sudah mendapatkan tablet besi dan bagaimana pola konsumsinya ?
c). Riwayat kehamilan yang lalu meliputi :
• Jumlah kehamilan
• Jumlah anak yang lahir hidup
• Jumlah kelahiran prematur
• Jumlah keguguran
• Riwayat persalinan (normal. SC, vorcep, vakum)
• Riwayat perdarahan pada persalinan dan pasca persalinan
• Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
• Berat bayi lahir < 2,5 kg atau >4kg
• Umur anak terkecil
• Untuk primigravida, lama kawin dan umur pertama kali kawin

d). Riwayat kesehatan keluarga meliputi :
• Adakah riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita pentakit menular (misal TBC)
• Adakah riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita pentakit menurun (misal DM)

e). Riwayat sosial ekonomi meliputi :
• Status perkawinan
• Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
• Riwayat KB
• Dukungan keluarga
• Pengambil keputusan dalam keluarga
• Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan yang difokuskan pada vit A dan zat besi
• Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merikok, minum obat atau alkohol
• Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
• Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untyk membantu persalinan





2. Pemeriksaan Fisik
Tekhnik pemeriksaan fisik pada ibu hamil menggunakan empat cara yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik meliputi :

1. Kesan umum : tingkat kesadaran (composmentis), penampilan ( tampak sakit atau sehat)
2. Mengukur tinggi badan dan berat badan
Secara umum perlu dikaji untuk mengetahui adanya resiko kehamilan yang berhubungan dengan tinggi badan (normal > 145cm). Bandingkan kenaikan BB sebelum hamil dengan setelah hamil.
3. Lingkar lengan
Perlu dikaji untuk mengetahui status gizi ibu
4. Mengukur tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh
5. Memeriksa daerah kepala dan leher
a. Memeriksa apakah rambut ibu sehat, adakah ketombe, adakah kutu, apakah mudah rontok
b. Memeriksa adakah odeme di wajah ibu, adakah cloasma gravidarum di wajah ibu
c. Memeriksa apakah kelopak mata ibu tampak pucat, apakah terdapat warna kuning pada sklera mata ibu
d. Memeriksa apakah telinga bersih, adakah kelainan pada telinga
e. Memeriksa adakah sariawan, apakah ada caries dentis, apakah gusi mudah berdarah
f. Meraba leher apakah ada pembesaran kelenjar tyroid

6. Memeriksa daerah dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

7. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka : Apakah ada cloasma gravidarum, apakah muka tampak
pucat. (Wiknjosatro, 2002)
2) Mammae : Ada hiperpigmentasi aerola, bagaimana keadaan
payudara tampak tegang dan membesar puting susu
menonjol.
3) Abdomen : Apakah ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum
atau tidak.
4) Genetalia : Adakah pembesaran kelenjar bartholini, adakah
condiloma akuminata, abnormal ataupun tanda kelainan
lain.




b. Palpasi
Menurut Mochtar (1998) :
1) Mammae
Adakah benjolan atau teraba panas, bagaimana konsistensi Payudara. Memeriksa letaknya simetris atau tidak, putingnya menonjol atau masuk ke dalam, kolostrum sudah keluar apa belum. Memeriksa adakah massa
2) Abdomen
Memeriksa adakah luka bekas opersai.Palpasi yang digunaka adalah menurut leopold. Melakukan palpasi untuk menentukan letak, presentasi, posisi, penurunan kepala janin (UK >36 minggu)

Leopold I
Untuk mengukur TFU (menentukan usia kehamilan ) dan mengetahui bagian janin yang berada di fundus. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan (UK >12 menggu) atau metlyn (UK > 22minggu)
Leopold 2
Untuk mengetahui bagian janin yang berada di sebelah kanan dan kiri ibu
Leopold 3
Untuk mengetahui bagian terbawah janin
Leopold 4
Untuk mengetahui seberapa jauh bagian terbawah janin masuka pintu
atas panggul

a.Menghitung DJJ dengan doppler jika UK > 18 minggu


8.Memeriksa tangan dan kaki
b.Memeriksa apakah tangan dan kaki terdapat edema
c.Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
d.Memeriksa reflek patella
9.Pemeriksaan panggul
e.Distansia spinarum : jarak antara spina iliaca anterior superior kiri-kanan (23 cm)
f.Distansia cristarum : jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26 cm)
g.Conjugata externa : jarak antara pinggir atas symfisis dan ujung procesus ruas tulang lumbal kelima
h.Langkar panggul : dari pinggir atas symfisis ke pertengahan anatar spina iliaca anterior dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama dipihak lain (80 cm)
10.Pemeriksaan genetalia
Genetalai luar meliputi :
i.Pemeriksaan genital luar : adakah luka pada labia mayora, labia minora, klitoris, lubang uretra maupun introitus vagina
j.Memeriksa adakah varises pada vulva
k.Memeriksa adakah cairan yag keluar (warna, konsistensi, jumlah, bau)
l.Memeriksa adakah pembengkakan kelenjar bartholini
Genetalia dalam (dengan spekulun) meliputi :
a.Memeriksa adakah luka pada serviks
b.Memeriksa apakah serviks sudah membuka apa belum
c.Memeriksa apakah ada pengeluaran cairan atau darah
Pemeriksaan Labolatorim meliputi :
a.Uji kehamilan (HCG)
Untuk memastikan kehamilan bila ibu terlambat datang bulan minimal 2 minggu. Hasil positif bila konsentrasi HCG dalam urine mencapai 25 IU. Hasil positif palsu dapat tdrjadi karena rendahnya konsentrasi HCG akiabat urine terlalu encer, tanggal yang tidak akurat, kehamilan ektopik. Urine yang diambil adalah urine pagi hari setelah bangun tidur dan yang pertama kali keluar.
b.Glukosa urine
Untuk mendeteksi penyakit diabetes gestasional. Urine yang diambil adalah urin sewaktu yang tidak boleh tercampur air.
c.Protein Urine
Untuk mendeteksi pre eklamsi. Urine yang digunakan adalah urine sewaktu.
d.Hemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia yaitu turunnya kadar hemoglobin kurang dari 12,0 g/100 ml darah.

Sabtu, 17 April 2010

PERUBAHAN FISIOLOGI KEHAMILAN

Perubahan Sistem Endokrin
a. Kelenjar hipofise
Kelenjar hipofise membesar selama kehamilan dibandingkan keadaan tidak hamil. Akan tetapi insiden prolaktinoma hipofisis tidak meningkat selama kehamilan. Fungsi utama prolaktin serum adalah memastikan laktasi. Selama kehamilan kadar prolakting meningkat 10x lipat pada saat aterm dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
b. Kelenjar tiroid
Selama masa kehamilan terjadi pembesaran kelenjar tiroid akibat hiperplasia jaringan kelnjar dan peningkatan vaskularisasi. Kehamilan memicu peningkatan kadar protein pengangkut tiroksin utama dalam darah, thyroxxine-binding globulin (TBG) sebagai respon terhadap tingginya estrogen. Peningkatan gonadotropin berbading terbalik dengan penurunan konsentrasi tirotropin (serum sebagai fungsi dari usia gestasi). Oleh karena itu kadar gonadotropin yang tinggi berkaitan dengan stimulasi tiroid. Pada kehamilan terjadi peningkatan ketersediaan iodida untuk tiroid ibu karena adanya peningkatan aktivitas ginjal dan pengeluaran ke unit fetoplasenta selama tahap lanjut gestasi. Hal ini menyebabkan defisiensi iodium relatif.
c. Kelenjar tiroid janin
Pada trimester pertama kehamilan, janin bergantung pada tiroksin ibu.
d. Kelenjar paratiroid
Penurunan kalsium plasma baik akut maupun kronis atau penurunan akut magnesium merangsng pengeluaran hormon paratiroid (PTH). Sedangkan peningkatan kalsium dan magensium menekan kadar hormon paratiroid.Peningkatan kadar kemungkinan terjadi karena berkurangnya kadar kalsium pada wanit ahamil normal. Hal tersebut disebabkankarena peningkatan volume plasma, laju filtrasi glomerulus dan pemindahan kalsium dari ibu ke janin. Akibatnya akan terjadi hiperparatiroidisme fisiologis pada kehamilan yang bertujuan agar pasokan kalsium ke janin memadai.

Pada kehamilan minggu kesembilan, saat villi chorion tertanam di dalam dinding uterus, maka dihasilkan hormon hCG (chorionoc gonadotrophin). Fungsi hormon hCG adalah merabgsang pertumbuhan corpus luteum dan sekresi hormon korpus luteum. Dengan demikian dapat memeliharan kehamilan sampaiplasenta dapat berfungsi sempurna. Setelah plasenta terbentuk sempurna, maka produksi hormon estrogen dan progesteron diambil alih dri korpus luteum.

Senin, 29 Maret 2010

B. KEBUTUHAN NUTRISI
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % . Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk pertumbuhan ibunya
1. Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil Tiap Trimester
Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut (Huliana, 2007).
a. Pada Trimester I
Pada kehamilan Trimester I (0-12 minggu), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada kondisi ini, ibu harus berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan baik. Makan dengan porsi kecil tetapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah segar dan jus.
b. Pada Trimester II
Pada kehamilan Trimester kedua (sampai usia 28 minggu), nafsu makan sudah pulih kembali. Kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya, meliputi makan sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan perubahanperubahan tubuh ibu hamil.
c. Pada Trimester III
Pada kehamilan Trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan berlebihan. Kurangi karbohidrat, tingkat protein sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan yang terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin) karena makanan tersebut akan cenderung janin tumbuh lebih besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan

2. Kebutuhan gizi pada ibu hamil (Paath, 2004)
a. Kebutuhan Energi
Energi yang dibutuhkan pada waktu hamil kurang lebih 2500 kalori dalam satu hari selama hamil. Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi masih sedikit, tetapi pada akhir semester terjadi peningkatan. Pada trimester II energi yang dibutuhkan untuk penambah darah, perkembangan uterus, pertumbuhan janin mamae, dan penimbunan lemak. Pada trimester III energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta. Sumber energi adalah hidrat arang, beras, jagung, gandum,kentang, ubi jalar, ubi kayu dan sagu.
b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein meningkat selama hamil, untuk perkembangan janin, penambah volume darah, pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus. Jumlah protein yang dibutuhkan ibu hamil kurang lebih 76 gram dalam satu hari selama hamil. Sumber protein hewani, daging, ikan,unggas, telur, kerang. Sumber protein nabati adalah kacang–kacangan.
c. Kebutuhan Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai sumber kalori dan untuk mendapatkan Vitamin A, D, E dan K.
d. Kebutuhan Vitamin
Beberapa vitamin yang dibutuhkan ibu hamil
1) Vitamin A
Penting untuk mata, tulang kulit, rambut dan mencegah kelainan bawaan. Sumber vitamin, minyak ikan, kuning telur, wortel sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna merah.
2) Vitamin B Komplek
Kandungan vitamin B Complek yaitu: Vitamin B1, B2, asam nikotin, B6. B12, dan asam folat.
3) Garam Mineral
Kebutuhan garam mineral bagi ibu hamil meliputi kalsium sat besi dan fosfor.



3. Gizi Seimbang
Sumber Tenaga (Sumber Energi)
a. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari
b. sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
c. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.

Sumber Pembangun
a. Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
b. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari.
c. sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.
Sumber Pengatur dan Pelindung
a. Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral.
b. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.

Kegunaan Nutrisi pada kehamilan :
a. Pertumbuhan dan perkembangan janin
b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
c. Sumber tenaga
d. Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
Prinsip Nutrisi
a. Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur/ seimbang
b. Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas
c. Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
d. Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
e. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna
f. Hindari merokok

Perhatikan cara mengolah makanan
a. Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna kuning
b. Pilihlah daging dan ikan yang segar
c. Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
d. Cucilah bahan makanan yang bersih
e. Jangan memasak sayuran sampai layu
f. Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang
g. Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin)
h. Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan
i. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan
j. tempat makanan kalengan
4. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil (Paath, 2004).
a. Anemia gizi besi
Banyak terdapat di Indonesia sehingga para ibu hamil juga dianjurkan agar mengkonsumsi tablet zat besi atau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (hati ayam).
b. Kenaikan Berat Badan Selama Hamil yang Rendah
Di negara maju rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sebesar 12-4 kg, bila ibu hamil kurang gizi, maka pertambahan berat badan hanya 7-8 kg yang mengakibatkan melahirkan bayi BBLR.
c. Masalah Ngidam (emesis gravidarum)
Bila berlebihan disebut hiperemesis (tidak normal) sehingga harus memperhatikan kebutuhan gizi. Keadaan ini berlangsung pada trimester pertama ketika janin belum tumbuh besar sehingga kebutuhan gizi ekstra belum mendesak. Pada trimester kedua dan ketiga emesis jarang terjadi lagi tetapi kebutuhan gizi ekstra untuk pertumbuhan janin sangat perlu.

Jumat, 22 Januari 2010

JADUAL IMMUNISASI


 Jadwal Imunisasi IDAI, Periode 2004
Umur
Vaksin
Keterangan
Saat lahir
Hepatitis B-1




Polio-0

  • HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
  • Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
1 bulan
Hepatitis B-2
  • Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan
BCG
  • BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan  sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan
DTP-1

Hib-1

Polio-1

  • DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
  • Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
  • Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 
4 bulan
DTP-2
Hib-2
Polio-2

  • DTP-2 (DTwP atau DTaP) dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T)
  • Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
  • Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan
DTP-3
Hib-3
Polio-3

  • DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
  • Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
  • Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3 
6 bulan
Hepatitis B-3
  • HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapat respons imun optimal interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan
Campak-1
  • Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kl 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapat MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan
15-18 bulan
MMR

Hib-4

  • Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapat imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bln
  • Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
18 bulan
DTP-4
Polio-4

  • DTP-4 (DTwP atau DTaP) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
  • Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-5
2 tahun
Hepatitis A
  • Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan  dua kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 tahun
Tifoid
  • Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun
DTP-5
Polio-5

  • DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
  • Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5 
6 tahun
MMR
  • Diberikan untuk catch-up imunization pada anak yang belum mendapat MMR-1
10 tahun
dT/TT

Varisela

  • Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapat imunitas selama 25 tahun.
  • Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.