Jumat, 06 November 2009

PERMAINAN


PERMAINAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK

Kemampuan visual – spasial merupakan kemampuan memahami bentuk, gambar/pola, desain, warna-warna, dan tekstur yang kita lihat dengan mata luar maupun yang dibayangkan di dalam kepala.  Anak-anak yang kuat dalam kemampuan ini sangat bagus dalam bermain puzzles, membaca peta, serta menemukan jalan di sekitar tempat baru. Mereka cenderung berfikir grafis, memiliki opini tentang warna dan tekstur yang sangat menyenangkan. Menyukai tampilan, proses membayangkan dan melihat dengan pikirannya (Kayvan, 2009)

BUKU BERWARNAKU

*      Hal yang dipelajari dalam permainan
Anak-anak dapat bermain sambil belajar nama-nama warna dan variasi dari masing-masing warna.
*      Bahan Permainan
Ø      Kertas
Ø      Krayon, marker, pinsil warna atau alat gambar lainnya.
Ø      pita, benang, tali atau kantong plastik

*      Petunjuk permainan
Tahap permainan :
  1. Ambil sepotong kertas putih. Coret-coret permukaannya, gunakan hanya satu warna. Kemudian coret-coret kertas lain dengan warna yang berbeda. Anda dapat menggunakan krayon, marker, pensil warna, cat air, pastel, kapur, atau benda lain yang menarik dan aman bagi anak
  2. Setelah selesai mewarnai, beberapa kertas dengan warna yang berbeda, buat beberapa lubang di pinggir kertas dan ikat kertas-kertas tersebut menggunakan pita, benang atau tali plastik.
  3. baca buku hasil mewarnai bersama-sama dan sebutkan warnanya.  sumber : Kayvan,2009 (Permainan Kreatif)

                                    

Rabu, 16 September 2009

PREMATUR

BAYI PREMATUR

a. Pengertian.

1) Prematur adalah bayi yang kelahirannya kurang dari 37 minggu atau kurang dari 259 hari (Prawirohardjo, 2002).

2) Prematuritas Murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai (Mochtar, 1998).

b. Menurut Prawirohardjo (2002 ), klasifikasi prematur adalah:

1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi dengan gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang intensif.

2) Bayi pada derajat prematur sedang (moderately premature): 31-36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup lebih jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.

3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur. Sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.

c. Penyebab Prematur adalah :

1) Faktor ibu : Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, penyakit jantung dan penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat.

2) Faktor janin: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini

3) Keadaan sosial ekonomi yang rendah

4) Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil

d. Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab persalinan preterm menurut Manuaba(1998), dapat dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan Preterm dengan jalan:

1) Melakukan ANC yang baik, segera melakukan konsultasi-merujuk penderita bila terdapat kelainan

2) Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah

3) Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana

4) Anjurkan lebih banyak istirahat

5) Tingkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan masyarakat

e. Manifestasi Klinis Bayi Prematur adalah :

1) Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.

2) Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.

3) Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

4) Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.

5) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

6) Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.

7) Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea.

8) Reflek tonik leher lemah dan refleks morro positif.

9) Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora

10) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya lemah

11) Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit

12) Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif

13) Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga (Surasmi, 2003).

14) Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur

15) Otot-otot masih hipotonik

16) Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit

17) Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit

18) Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)

19) Kepala tidak mampu tegak

f. Menurut Mochtar (1998), Prognosis pada bayi prematur adalah :

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti :

1) Asfiksia

2) Aspirasi pneumonia

3) Perdarahan Intrakranial

4) Hipoglikemia

5) Hipotermi

6) Infeksi

7) Ikterus

g. Menghadapi bayi preterm menurut Manuaba (1998), harus memperhatikan masalah sebagai berikut:

1) Suhu tubuh

a) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna

b) Luas badan relative besar sehingga penguapannya bertambah

c) Otot bayi masih lemah

d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan

e) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,50C sampai 37,50C

2) Pernapasan

a) Pusat pengatur pernapasan belum sempurna

b) Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna

c) Otot pernapasan dan tulang iga lemah

d) Dapat disertai penyakit, penyakit hialin membrane, mudah infeksi paru-paru, gagal pernapasan

3) Alat pencernaan makanan

a) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/ kurang baik

b) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang

c) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menyebabkan aspirasi pneumonia

4) Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai ikterus

5) Ginjal masih belum matang (immatur)

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema

6) Perdarahan dalam otak

a) Pembuluh darah bayi premature masih rapuh, dan mudah pecah

b) Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak

c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi

d) Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadinya perdarahan dan nekrosis.

HIPOTERMI

HIPOTERMI

a. Pengertian

Hipotermia yaitu bila suhu tubuh aksila bayi turun dibawah 360 C. Nilai normal 36,50 C-37,50 C (Saifuddin, 2002).

b. Prinsip dasar

1) Gejala awal hipotermi : suhu 360 C, kedua kaki dan tangan dingin

2) Hipotermi sedang : suhu antara 32-360 C

3) Hipotermi berat : suhu kurang dari 320 C

c. Penilaian Hipotermi bayi baru lahir

1) Gejala hipotermi bayi baru lahir

a) Bayi tidak mau minum/ menetek

b) Bayi tampak lesu atau mengantuk saja

c) Tubuh bayi teraba dingin

d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras

2) Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin)

a) Aktivitas berkurang, letargis

b) Tangisan lemah

c) Kulit berwarna tidak rata

d) Kemampuan mengisap lemah

e) Kaki teraba dingin

3) Tanda-tanda hipotermi berat (cedera dingin)

a) Sama dengan hipotermi sedang

b) Bibir dan kuku kebiruan

c) Pernapasan tidak teratur

d) Bunyi jantung lambat

e) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidasis metabolik

4) Tanda-tanda stadium lanjut hipotermi

a) Muka ujung kaki dan tangan berwarna merah terang

b) Bagian tubuh lainnya pucat

c) Kulit mengeras merah dan timbul oedema terutama pada punggung, kaki dan tangan

Jumat, 21 Agustus 2009

PERSALINAN NORMAL

PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI

1. Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( P Sarwono , Ilmu Kebidanan YBP Sp 1997 hal 180 )

2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir.

3. Persalinan adalah serangkaian kejasian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan / hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

B. ETIOLOGI

Proses terjadinya persalinan

  1. Teori peregangan

a. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

c. Contoh : pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan prosrs persalinan.

  1. Teori Penurunan Progesteron.

a. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

b. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.

c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.

  1. Teori Oxitosin.

a. Oxitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior

b. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

c. Menurunya kontraksi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka oxitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

  1. Teori Prostaglandin.

a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.

b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.

c. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.

  1. Teori Hipothalamus – Pituitari dan Glandula Suprarenalis.

a. Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalis sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.

b. Malipar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.

c. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan.

d. Dari percobaan tersebut disimpulkan adanya hubungan antara hypothalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.

e. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

C. MACAM PERSALINAN

1. Persalinan berdasarkan cara lahir

a. Persalinan normal.

Adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi.

b. Persalinan spontan.

Adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

c. Persalinan buatan.

Adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan section caesaria.

d. Persalinan anjuran.

Adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

2. Persalinan berdasarkan umur kehamilan.

a. Abortus ( keguguran )

Adalah terhentinya kehamilan, sebelum janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua kehamilan kurang / dibawah 28 minggu.

b. Partus prematorus.

Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu berat janin diantara 1000-2500 gram, janin dapat hidup tetapi premature.

c. Partus maturus atau Aterm ( cukup bulan ).

Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu janin matur berat janin diatas 2500 gram.

d. Partus postmaturus.

Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditafsirkan disebut postmatur.

e. Partus presipatatus.

Adalah partus yang berlangsung cepat.

f. Partus percobaan.

Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik.

D. FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN

Faktor penting / utama yang memegang peranan dalam persalinan.

1. Power.

Yaitu factor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam persalinan.

a. His

b. Kontraksi otot dinding perut.

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejang.

d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.

2. Passage.

Yaitu : keadaan jalan lahir.

a. Jalan lahir lunak.

b. Jalan lahir keras.

3. Pasanger.

Yaitu factor yang ada pada janin dan plasenta.

Faktor penunjang yang turut berperan pada persalinan :

4. Penolong

5. Peralatan

6. Faktor khusus

Selain kedua factor tersebut diatas ditambah lagi dengan satu factor khusus, sebagai contoh antara lain :

a. Jarak kehamilan < 2 tahun

b. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun

c. Penyakit ibu

d. Perdarahan antepartum

e. Infertilitas

f. Grandemulti

g. Gizi buruk

E. MEKANISME PERSALINAN

Tahapan mekanisme persalinan :

1. Engagement

Kepala janin terfiksir atau PAP

2. Descent ( Penurunan )

Penurunan dilaksanakan oleh satu atau lebih kekuatan yaitu :

a. Tekanan cairan amnion.

b. Tekanan langsung fundus uteri pada bokong kontraksi otot abdomen.

c. Ekstensi dan pelurusan badan janin.

3. Flexi

Pada gerakan ini, dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin.

4. Rotasi internal

Kepala mengadakan putaran paksadalam

5. Ekstensi.

6. Rotasi eksterna

Kepala mengadakan putaran paksa luar.

7. Ekspulsi total.

Pengeluaran seluruh tubuh janin.

F. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN DASAR.

Didalam asuhan peralinan dasar terdapat 5 aspek disebut juga sebagai lima benang nerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu :

1. Aspek pemecahan masalah yang dipergunakan untuk menentukan pengambilan keputusan klinik ( Clinical decision making ) memiliki 4 langkah yaitu :

a. Pengumpulan data ( data subyektif, obyekif )

b. Diagnosis.

c. Penatalaksanaan.

d. Evaluasi.

2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang bayi.

Asuhan sayang ibu sudah terbukti aman berdasarkan kenyataan yang didapatkan dari penelitian penelitian klinik yang sudah terbukti mempunyai peran dalam menunjukan angka kematian dan kesakitan ibu.Disamping itu amat membantu ibu yang sedang dalam persalinan, sehingga merasa aman dan nyaman selama proses persalinan.

3. Aspek pencegahan infeksi.

Tujuan pencegahan infeksi dalam pelayanan kesehatan yaitu ;

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

b. Memberikan perlindungan baik terhadap klien maupun terhadap tenaga kesehatan pada waktu menjalankan tugasnya.

Adapun pedoman dalam pencegahan infeksi dapat berupa proses secara fisik, mekanik ataupun kimia meliputi :

a. Cuci tangan.

b. Pakai sarung tangan ( ke 2 tangan )

c. Penggunaan cairan anti septic untuk membersihkan luka atau menyiapkan alat untuk tindakan.

d. Pemrosesan alat bekas pakai ( dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atau sterilisasi )

e. Pembuangan sampah.

4. Aspek pencatatan ( dokumentasi medik )

Dokumentasi merupakan bagian penting pada manajemen keperawatan pasien oleh karena :

a. Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.

b. Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.

c. Kelanjutan dari perawatan dipermudah dari kunjungan ke kunjungan, dari petugas ke petugas yang lain atau petugas ke fasilitas.

d. Informasi dapat digunakan untuk evaluasi.

e. Memperkuat keberhasilan manajemen.

f. Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.

g. Untuk mendapatkan data statistik untuk catatan nasional.

h. Untuk memperoleh data statistik yang berkaitan dengan kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

5. Aspek rujukan

Hal hal yang penting untuk diingat saat akan memberangkatkan ibu untuk dirujuk.

a. Bidan

b. Alat

c. Keluarga

d. Surat

e. Obat

f. Kendaraan

g. Uang

G. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN

1. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

a. Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.

b. Sifat teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar.

c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

d. Makin beraktivitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah.

2. Pengeluaran lendir dan darah ( pembawa tanda )

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

a. Pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.

b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

c. Terjadinya perdarahan karena pembuluh darah kapiler pecah karena pergeseran serviks.

H. PEMBAGIAN KALA PERSALINAN

1. Kala I

Definisi : Persalinan kala I dimulai setelah his adekuat dan serviks mulai membuka hingga lengkap.

Proses ini berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi dalam 2 fase :

a. Fase Laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran 3 cm.

b. Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase :

1) Fase aktif akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

2) Fase Dilatasi maksimal : dalam waktu 4 jam pembukaan berlangsung sangat cepat yaitu dari 4 cm menjadi 9 cm

3) Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm ( lengkap )

Tindakan Kala I :

a. Menghadirkan orang yang dianggap oleh ibu selama proses persalinan misalnya suami atau keluarga.

b. Mengatur aktivitas dan posisi ibu agar ibu mersa nyaman.

c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his.

d. Menjaga privasi ibu.

e. menjelaskan tentang proses dan kemajuan persalinan.

f. Menjaga kebersihan diri.

g. mengatsai rasa panas, yaitu dengan merngipasi ibu dapat minta bantuan suami atau keluarga.

h. Masage pada punggung atau mengusap perut dengan lembut.

i. Pemberian cukup makan dan minum.

j. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.

k. Sentuhan.

Prinsip Pemantauan:

Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi ibu dan bayinya. Hasil pemantauan dicatat dalam partograf serta untuk mengetahui kemajuan persalinan.

Hal yang perlu dipantau :

a. Kemajuan persalinan

1) His atau kontraksi dikontrol ½ jam sekali pada fase aktif

a) Frekwensi

b) Lama

c) Kekuatan

2) Pemeriksaan abdomen / luar

Memantau penurunan kepala, dikontrol setiap 2 jam pada fase aktif.

3) Pemeriksaan vagina

Pembukaan penipisan serviks penurunan kepala dan molding dikontrol setiap 4 jam.

4) Keadaan ibu

Yang diperiksa meliputi :

a. Tanda vital

b. Kandung kemih

c. Pemberian makanan dan minuman

d. Perubahan perilaku yaitu leveli / tingkat energi dan kebutuhan akan dukungan dikontrol tiap 4 jam

5) Keadaan janin

Yang dipantau DJJ setiap ½ jam pada fase aktif, jika ketuban pecah diperiksa: warna cairan, kepekatan dan jumlah cairan. Maulase kepala janin.

2. Kala II

a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir seluruhnya. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

b. Pemantauan

Selama kala II yang dipantau adalah :

1) Tenaga atau usaha meneran dan kontraksi uterus.

2) Janin atau penurunan kepala janin dan normalnya kembali DJJ yang diikuti kontraksi.

3) Pasien atau tingkat tenaga yang dimiliki ibu.

c. Tindakan

1) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.

2) Menjaga kebersihan diri

3) Mengipasi dan memberi sentuhan

4) Memberikan dukungan mental

5) Mengatur posisi ibu dalam meneran

Dalam memimpin mengejan dapat dipilih posisi jongkok, menungging, tidur miring dan setengah duduk.

6) Menjaga kandung kemih tetap kosong

7) Memberikan cukup minum

8) Memimpin ibu mengejan, ibu dipimpin mengejan selama his dan anjurkan kepada ibu untuk rileks saat tidak ada his

9) Meminta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir

10) Memantau DJJ

11) Melahirkan bayi :

a) Menolong kelahiran kepala

(1) Letakan satu tangan kiri ke kepala bayi untuk mempertahankan kepala dalam keadaan flexi

(2) Melindungi perineum dengan tangan kanan

(3) Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran lendir / darah

b) Periksa tali pusat

(1) Periksa ada tidaknya lilitan tali pusat

(2) Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara dua klem tersebut dengan melindungi leher bayi.

c) Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya

(1) Tempelkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi.

(2) Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu atas.

(3) Lakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang.

(4) Selipkan satu tangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan satu tangan lain ke punggung bayi (susur punggung bayi) untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya (pegang kedua kaki bayi)

d) Menaruh bayi diperut ibu

e) Bayi dikeringkan dan diangkat dari kepala sampai seluruh tubuh

f) Merangsang bayi